saco-indonesia.com, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana akan memanggil Calon Presiden yang akan bertarung dalam pemilu
saco-indonesia.com, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana akan memanggil Calon Presiden yang akan bertarung dalam pemilu presiden (Pilpres) 2014 mendatang.
"Rencananya kami juga akan memanggil semua Capres, sebelum mereka mendatangi KPU untuk dapat menyampaikan visi misi," kata Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja dalam acara penyampaian hasil capaian kinerja KPK di tahun 2013, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Pemanggilan para Capres itu, sambung Adnan, karena KPK juga ingin mengetahui rencana strategisnya ketika terpilih menjadi Presiden. Diantaranya akan diberikan penekanan menyangkut beberapa hal menyangkut pertambangan, kehutanan, dan lainnya.
Kendati demikian, tutur Adnan, KPK juga tidak akan memaksa para Capres itu untuk dapat memenuhi panggilan KPK karena ini tidak bersifat wajib dan tidak ada sanksi."Ini memang tidak bersifat wajib, tapi Capres yang berkomitmen memberantas korupsi dan menciptakan sistem kenegaraan yang bersih pasti akan datang," pungkasnya.
Editor : Dian Sukmawati
Partai
Golkar berpendapat, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terlambat.
JAKARTA, Saco-Indonesia.com — Partai Golkar berpendapat, rencana
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terlambat. Seharusnya pemerintah sudah
menaikkan harga BBM sejak beberapa tahun lalu.
"Menurut kami, kenaikan harga BBM
relatif terlambat," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Harry Azhar Aziz saat
diskusi di Jakarta, Sabtu (8/6/2013).
Harry mengatakan, pihaknya secara rasional
menyikapi rencana kenaikan harga BBM saat ini. Jika tidak mendukung kenaikan harga BBM, kata
dia, maka parpol membiarkan pemerintah melanggar undang-undang lantaran defisit anggaran akan
melampaui batas, yakni tiga persen.
"Pertanyaannya, apakah kita tahan kenaikan
harga BBM? Apakah itu strategi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan partai yang lain?" tanya
Wakil Ketua Komisi XI DPR itu.
Ketika disinggung sikap Golkar saat pemerintah hendak
menaikkan harga BBM tahun 2011, Harry menyebut ketika itu Golkar tidak menolak. Hanya
saja, menurut dia, pihaknya memberikan batasan bahwa pemerintah hanya bisa menaikkan harga BBM
ketika harga minyak dunia menyentuh 120 dollar per barrel. Kenyataannya, harga minyak
tidak menyentuh angka itu.
Harry lalu menyinggung kenaikan harga BBM tahun 2008.
Kata dia, harga BBM malah diturunkan kembali menjelang Pemilu 2009. Menurut Harry,
tiga kali menurunkan harga BBM dari Rp 6.000 per liter hingga Rp 4.500 per liter yang
menyebabkan Susilo Bambang Yudhoyono terpilih kembali menjadi presiden pada Pilpres
2009.
"Pak SBY sangat cerdik sekali. Golkar kurang cerdik. Yang umumkan kenaikan
harga BBM adalah Pak JK (Jusuf Kalla, ketika itu Wakil Presiden), tapi ketika mengumumkan harga
BBM turun Pak SBY. Golkar waktu itu bela pemerintah, tapi yang dibela tidak sadar," kata
Harry sambil tertawa.
Editor :Liwon Maulana
Sumber:http://nasional.kompas.com/read/2013/06/08/12464222/Golkar.Terlambat..Rencana.Ken
aikan.Harga.BBM